Selasa, 01 Maret 2011

Maulana Ishaq



Maulana Ishaq berasal dari Samarqondi (Samarkand) sebuah kota di sebelah Timur kota Bukhoro,sekarang ikut dengan persemakmuran Rusia bagian Selatan.Maulana dengan Sunan Ampel bersaudara sebapak,anak Ibrahim Asmara (Samarqondi).ibu Maulana ishaq dari Samarkad,sedang ibu Sunan Ampel dari Cempa (kakak isteri Brawijaya).
Maulan Ishaq datang di jawa Tahun 1404 M.setelah anaknya (sunsn Giri) dewasa dan sudah ada karomanya,Maulana Ishaq pindah tablik ke Singapura dan wafat di sana

Ketika terjadi bala penyakit didaerah Blambangan sampai puteri Adi pati Blambangan ( Menak Smbuyu)namanya DEwi Sekardadu juga terkena penyakit.
Sudah banyak ahli pengobatan yang di datangkan untuk mengobatinya,namun belum ada hasilnya.Lalu di umumkan ,bahwa siapa yang dapat menyembuhkan bila lelaki akan di kawinkan dengan Dewi Sekardadu, dan bila perempuan akan di angkat jadi sudaranya.
Kemudian penghuni keratin mendengar suara,bawa yang dapat menyembuhkan adalah Tuhan dengan perantara manteranya (do’a) nya Maulana Ishaq pengajar agama di gunung Gersik.
Maka berangkatlah utusan Raja blambangan Ke Gersik dengan berkuda .Setalah seminggu ,sampailah di Gersik .Dihadapan Mulana Ishaq, dia maksudnya,Lalu Maulana Ishaq menyuruh utusan berangkat duluan dengan berkuda.
Ketika utusan sampai di keratin Adipati Blambangan, di dapati keraton sedang meramaikan hari ketujuhnya perkawinan Dewi Sekardadu den Maulana Ishaq.
Setelah hari perkawinan itu ,banyaklah orang berdatangan kepada Maulana Ishaq untk berobat dan belajar.Tambah lama pengiklut Mualana Ishaq untuk berobat dan belajar.tambah banyak.Hal ini menimbulkan kemarahan adipatipembesarnya,karenan ajaran Maulan Ishaq di anggap menghina mereka yaitu Maulana Ishaq melarang kesenangan mereka seperti minum arak ,makan babi,menyembah berhala,juga melarang berjudi,berzina.
Memang manusia itu bila sudah menjadi kesenangan berbuat dosa, sulitlah sadarnya kecuali bila sudah menemui akibatnya,atau akalnya berfikir tenteng akibatnya suatu perbuatan.
Kemudian tentara Adipati Menak Sembuyu menyerang Maulan Ishaq dan pengikutnya.Karena Maulana Ishaq sifatnya belas kasihan ,tidak suka membunuh,tujulan tablighya menyadarkan kesalahan bukan membasmi yang berbuat salah.Maka Maulana Ishaq meminta agar jangan berperang,beliau sanggup meninggalakan Blambangan .Mendengar pernyataan itu mereka tidak meneruskan peperangan.
Maulan Ishaq meninggalkan Blambangan beliau memberi tahu bahwa yang akan meneruskan mengajar orang-orang Blambangan sepertinya adalah anak yang ada di rahim Dewi Sekardadu.
Adapun dewi Sekardadu sepeninggal Mulana Ishaq melahirkan anak lelaki ,karena pembesar-pembesar keraton Blambangan takut kalau perkataan Maulan Ishaq itu terbukti,makan bayi itu mereka hanyutkan dalam keranjang di permukaan air laut.
Bayi itu lantas di ketemukan oleh awak kapal dagang milik Nyai Ageng Ternate,Janda Kaya Di Gersik.Dengan tergesa-gesa mereaka kembali ke gersik untuk menyerahkan bayi itu pada juragan mereka.Betapa gembiranya hati Nyai Ageng Ternate menerima bayi itu.
Sehingga awak kapal yang membawa bayi itu di beri hadiah semaua.Lalu bayi itu dianggap anaknya yang bungsu,sehingga dia merubah namanya menjadi Nyai Ageng Kebungson.
Selanjultnlya Nayi Ageng Kbungson didatangi Maulana Ishaq yang menyatakan bahwa itu adalah anaknya yang kelah akan menjadi seorang wali,dan supaya di beri nama Raden Ainul Yaqin.nantinya supaya di suruh belajar mengaji pada pamanya Yaitu Sunan Ampel.Bayi itu kelah bergelar Sunan Giri,dan meneruskan da’wa ayahnya di daerah Blambangan ,Sedang Adipati Blanbangan tidak sampai hati mencegah cucunya ,sehingga bertambah banyaklah yang memeluk agama islam di daerah Blambangan.
Adapun Maulana Ishaq setelah mengetahui adanya karoma pada Sunan Giri,beliau pergi ke Singapura mengajar disana sampai wafatnya,dan dimakamkan di Singapura.


Sunan Giri (Raden Ainul Yaqin = Raden Paku )

Waktu kecil namanya Raden Ainul Yaqin, Lalu belajr pada pamanya yaitu Sunan Ampel.Sewaktu belajar di Ampel sudah kelihatan karomanya.

Sewaktu tidur di asrama,kelihatan oleh Sunan Ampel kepala Raden Ainul Yaqin bersinar.

Bila ingin pulang ke Gersik, pergilah Ainul Yaqin kepantai Surabaya,dengan memohon pada Allah,panai Gersik bisa berada di mukanya.Begitu kakinya melangkah,kaki Ainul Yaqin sudah berada di pantai Gersik.

Sunan Giri lalu di ambil menantu Sunan Ampel di kawinkan dengan Murthosiah,anak Sunan Ampel dengan Nyai Karimah kembang Kuning.
Kemudian Sunan Ampel menugaskan Sunan Giri agar mengajar Agam Islam di Blambangan.Di Blambangan Adipati Menak Sembuyu tidak tega melarang cucunya mengajar agama islam .Sehingga Agama Hidu terdesak tertinggal di Bali dan sekitar Tengger.

Setelah itu Ainul Yaqin menetap do giri,Gersik,di gelari Sunan Giri.Pada tahun 1463 M,Sunan Giri di angkat menjadi anggota wali sanga untk menggantika ayahnya ( Maulana Ishaq) yang pergi kesingapura.

Sepeninggal mertunaya (Sunan Ampel) tahun 1478 Sunan Giri diangkat sebagai Mufti (ketua) para wali Sanga,sampai wafat.Makam beliau di Gunung Giri,Gersik,satu kilometer dari pabrik semen gersik ke barat laut selatan.